BAB XVI
Kondisi Tertentu yang Dimulai
Pada Periode Perinatal (P00-P96)
Termasuk: kondisi yang awalnya pada
masa perinatal dan morbiditas terjadi kemudian.
Kecuali: tetanus neonatorum
(A33), neoplasma (C00-D48),
penyakit
endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90),
malformasi, deformasi dan kelainan
kromosom kongenital (Q00-Q99),
cedera, keracunan dan
konsekuensi tertentu lain penyebab eksternal (S00-T98)
Blok-blok
pada Bab ini adalah sebagai berikut:
P00-P04
Janin dan neonatus terganggu oleh faktor-faktor
maternal dan komplikasi kehamilan, persalinan dan kelahiran.
P05-P08 Kelainan yang berhubungan dengan lama
kehamilan dan pertumbuhan janin.
P10-P15 Trauma lahir.
P20-P29 Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler
khusus pada masa perinatal.
P35-P39 Infeksi yang khusus pada masa perinatal.
P50-P61 Kelainan perdarahan dan hematologis pada
janin dan neonatus.
P70-P74 Kelainan endokrin dan metabolik sementara
khusus pada janin dan neonatus.
P75-P78 Kelainan sistem pencernaan janin dan
neonatus.
P80-P83 Kondisi yang melibatkan integumen dan
pengaturan suhu janin dan neonatus.
P90-P96 Kelainan lain yang berawal pada masa
perinatal.
Kategori asterisk
untuk chapter ini adalah sebagai berikut:
P75* Meconium ileus
Janin dan neonatus terganggu oleh faktor maternal
dan komplikasi kehamilan, persalinan dan kelahiran (P00-P04)
Termasuk: kondisi maternal berikut kalau
dinyatakan sebagai penyebab kematian atau kesakitan pada janin atau neonatus.
P00. Janin dan
neonatus terganggu oleh kondisi maternal yang mungkin tidak berhubungan dengan
kehamilan sekarang.
Kecuali: Janin dan neonatus terganggu oleh:
komplikasi maternal kehamilan (P01.-);
pengaruh merusak yang
dikirimkan melalui plasenta atau ASI (P04.-);
kelainan endokrin dan
metabolik ibu (P70-P74)
P00.0 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan
hipertensif maternal
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi
O10-O11, O13-O16 maternal
P00.1 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit
ginjal dan saluran kemih maternal.
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi N00-N39
maternal
P00.2 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit
infeksi dan parasit maternal.
Janin dan neonatus terganggu oleh
penyakit infeksi A00-B99 and J10-J11 maternal
Kecuali:
infeksi yang khusus pada masa perinatal
(P35-P39)
infeksi saluran
genital dan infeksi lokal lain pada ibu (P00.8)
P00.3 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit
sirkulasi dan respirasi maternal lain.
Janin dan neonatus terganggu oleh
kondisi I00-I99, J00-J99, Q20-Q34 maternal dan tidak Termasuk dalam P00.0, P00.2
P00.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan
gizi ibu
Janin dan neonatus terganggu oleh:
kelainan E40-E64 maternal;
manutrisi maternal NOS
P00.5 Janin dan neonatus terganggu oleh cedera
maternal
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi S00-T79
maternal
P00.6 Janin dan neonatus terganggu oleh prosedur
bedah maternal
Kecuali:
kerusakan plasenta akibat amniocentesis,
seksio atau induksi bedah (P02.1)
seksio sesar untuk kelahiran sekarang (P03.4)
bedah sebelumnya pada uterus atau organ pelvis
(P03.8)
pengakhiran kehamilan,
janin (P96.4)
P00.7 Janin dan neonatus terganggu oleh prosedur
medis maternal lain, n.e.c.
Janin dan neonatus terganggu oleh pemeriksaan
radiologis maternal
Kecuali:
kerusakan plasenta akibat
amniocentesis, seksio atau induksi bedah (P02.1);
janin dan neonatus terganggu
oleh komplikasi lain persalinan (P03.-)
P00.8 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi
maternal lain
Janin dan
neonatus terganggu oleh:
kondisi pada T80-T88; systemic
lupus erythematosus ibu
infeksi saluran genital ibu dan infeksi
lokal lainnya ;
Kecuali:
kelainan endokrin dan metabolik neonatus
sementara (P70-P74)
P00.9 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi
maternal yang tidak dijelaskan
P01 Janin dan
neonatus terganggu oleh komplikasi kehamilan maternal
P01.0 Janin dan neonatus terganggu oleh serviks
inkompeten
P01.1 Janin dan neonatus terganggu oleh ketuban
pecah dini
P01.2 Janin dan neonatus terganggu oleh
oligohydramnios
Kecuali: kalau disebabkan oleh ketuban pecah dini
(P01.1)
P01.3 Janin dan neonatus terganggu oleh
polyhydramnios
Janin dan
neonatus terganggu oleh hydramnios
P01.4 Janin
dan neonatus terganggu oleh kehamilan ektopik
Janin
dan neonatus terganggu oleh kehamilan abdomen
P01.5 Janin
dan neonatus terganggu oleh kehamilan ganda
Janin
dan neonatus terganggu oleh: triplet (kehamilan) triplet, (kehamilan) kembar
dua
P01.6 Janin
dan neonatus terganggu oleh kematian ibu
P01.7 Janin
dan neonatus terganggu oleh malpresentasi sebelum persalinan
Janin
dan neonatus terganggu sebelum lahir oleh:
presentasi
muka, presentasi sungsang, letak lintang, letak tak stabil, versi eksternal
P01.8 Janin
dan neonatus terganggu oleh komplikasi kehamilan lain pada ibu
Janin
dan neonatus terganggu oleh abortus spontan
P01.9 Janin
dan neonatus terganggu komplikasi kehamilan pada ibu, tidak dijelaskan
P02 Janin dan neonatus terganggu oleh
komplikasi plasenta, umbilikus, dan membran
P02.0 Janin
dan neonatus terganggu oleh plasenta praevia
P02.1 Janin
dan neonatus terganggu oleh pemisahan dan perdarahan lain plasenta
Janin
dan neonatus terganggu oleh:
abruptio
placentae, pemisahan prematur plasenta
perdarahan
tak sengaja, haemorrhagia antepartum, kehilangan darah ibu
kerusakan
plasenta akibat amniosentesis, seksio sesar atau induksi bedah
P02.2 Janin
dan neonatus terganggu oleh kelainan bentuk dan fungsi lain dan yang tidak
dijelaskan pada plasenta
Janin
dan neonatus terganggu oleh: gangguan fungsi, insuffisiensi, atau infark
plasenta
P02.3 Janin
dan neonatus terganggu oleh sindroma transfusi plasenta
Janin
dan neonatus terganggu oleh kelainan plasenta dan umbilikus yang menyebabkan
transfusi twin-to-twin atau transplasenta lainnya
Gunakan
kode tambahan untuk kondisi akibatnya pada janin atau neonatus.
P02.4 Janin
dan neonatus terganggu oleh umbilikus yang turun (prolapsed cord)
P02.5 Janin
dan neonatus terganggu oleh penekanan lain umbilikus
Janin
dan neonatus terganggu oleh umbilikus: (melilit ketat) di leher, kusut,
bersimpul
P02.6 Janin
dan neonatus terganggu oleh kondisi umbilikus lain dan tidak dijelaskan
Janin
dan neonatus terganggu oleh: umbilikus pendek, vasa previa
Kecuali: arteri umbilikalis tunggal
(Q27.0)
P02.7 Janin
dan neonatus terganggu oleh chorioamnionitis
Janin
dan neonatus terganggu oleh amnionitis, membranitis, plasentitis
P02.8 Janin
dan neonatus terganggu oleh kelainan lain pada membran
P02.9 Janin
dan neonatus terganggu oleh kelainan membran yang tidak dijelaskan
P03 Janin dan neonatus terganggu oleh
komplikasi lain persalinan dan kelahiran
P03.0 Janin
dan neonatus terganggu oleh kelahiran dan ekstraksi sungsang
P03.1 Janin
dan neonatus terganggu oleh malpresentasi, malposisi dan disproporsi lain
selama persalinan dan kelahiran
Janin
atau neonatus terganggu oleh :
kondisi
pada O64-O66, pelvis sempit, oksipito-posterior persisten, letak lintang
P03.2 Janin
dan neonatus terganggu oleh kelahiran forseps
P03.3 Janin
dan neonatus terganggu kelahiran dengan ekstraksi vakum [ventouse]
P03.4 Janin
dan neonatus terganggu oleh kelahiran sesar
P03.5 Janin
dan neonatus terganggu oleh kelahiran presipitatus
Janin
dan neonatus terganggu oleh kala II yang berlangsung cepat
P03.6 Janin
dan neonatus terganggu oleh kontraksi abnormal rahim
Janin
atau neonatus terganggu oleh:
persalinan
hipertonik, inersia uterus, kondisi pada O62.- selain O62.3
P03.8 Janin
dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain melahirkan yang dijelaskan
Janin
dan neonatus terganggu oleh: kelainan jaringan lunak ibu, induksi persalinan
operasi
destruktif untuk memudahkan kelahiran, kondisi pada O60-O75
prosedur
partus yang tidak tercakup oleh P02.- and P03.0-P03.6
P03.9
Janin dan neonatus terganggu oleh
komplikasi partus yang tidak dijelaskan
P04 Janin dan neonatus terganggu oleh
pengaruh buruk yang masuk melalui plasenta atau ASI
Termasuk: efek non-teratogenik dari
zat-zat yang dikirim melalui plasenta
Kecuali: malformasi kongenital
(Q00-Q99); neonatal jaundice pada hemolisis berlebihan lain akibat obat atau
toksin yang dikirimkan dari ibu (P58.4)
P04.0 Janin
dan neonatus terganggu oleh anestesia dan analgesia ibu pada hamil dan partus
Janin
dan neonatus terganggu oleh reaksi dan intoksikasi opiat dan penenang maternal
yang diberikan sewaktu partus
P04.1 Janin
dan neonatus terganggu oleh obat-obatan maternal lain
Janin
dan neonatus terganggu oleh kemoterapi kanker, obat-obat sitotoksik
Kecuali: penggunaan obat-obatan addiksi oleh ibu (P04.4),
sindroma
hidantoin janin (Q86.1), dismorfisme akibat warfarin (Q86.2)
P04.2 Janin
dan neonatus terganggu oleh penggunaan tembakau oleh ibu
P04.3 Janin
dan neonatus terganggu oleh penggunaan alkohol oleh ibu
Kecuali: fetal alcohol syndrome (Q86.0)
P04.4 Janin
dan neonatus terganggu oleh penggunaan obat-obatan addiksi oleh ibu
Kecuali: anestesia dan analgesia maternal (P04.0),
gejala
putus obat akibat penggunaan obat-obat addiksi oleh ibu (P96.1)
P04.5 Janin
dan neonatus terganggu oleh penggunaan zat-zat kimia nutrisi oleh ibu
P04.6 Janin
dan neonatus terganggu oleh pendedahan ibu pada zat-zat kimiawi lingkungan
P04.8 Janin
dan neonatus terganggu oleh pengaruh merusak lain terhadap ibu
P04.9 Janin
dan neonatus terganggu pengaruh merusak terhadap ibu, tidak dijelaskan
Kelainan yang berhubungan dengan lama kehamilan dan
pertumbuhan janin (P05-P08)
P05. Pertumbuhan janin lambat dan
malnutrisi janin
P05.0 Light
for gestational age
Biasanya
berat <10 persentil, tapi panjang >10 persentil untuk usia kehamilan.
Light-for-dates
– ringan untuk usia kehamilan
P05.1 Small
for gestational age
Biasanya
berat dan panjang <10 persentil untuk usia kehamilan.
Small-for-dates;
small-and-light-for-dates – kecil untuk usia kehamilan
P05.2 Malnutrisi
janin tanpa disebutkan ringan atau kecil untuk usia kehamilan
Neonatus,
untuk usia kehamilan tidak ringan atau kecil, tapi dengan tanda-tanda
malnutrisi seperti kulit kering, mengelupas, dan hilangnya jaringan subkutis.
P05.9 Pertumbuhan
lambat janin, tidak dijelaskan
Retardasi
pertumbuhan janin NOS
P07. Kelainan yang berhubungan dengan
kehamilan singkat dan berat lahir rendah, n.e.c.
Note: Kalau
berat lahir dan usia kehamilan keduanya ada, prioritas harus pada berat lahir.
Termasuk: kondisi berikut, tanpa
spesifikasi lebih lanjut, sebagai penyebab kematian, kesakitan, atau asuhan
tambahan pada neonatus.
Kecuali: berat lahir rendah
akibat pertumbuhan lambat janin dan malnutrisi janin(P05.-)
P07.0 Berat
lahir sangat rendah
Berat
lahir 999 gram atau kurang
P07.1 Berat
lahir rendah lainnya
Berat
lahir antara 1000-2499 g.
P07.2 Immaturitas
ekstrim
Kehamilan
kurang dari 28 minggu lengkap (<196 hari lengkap)
P07.3 Neonatus
preterm lainnya
Kehamilan
28 sampai <37 minggu lengkap (196 sampai <259 hari lengkap).
Prematuritas
NOS
P08. Kelainan yang berhubungan dengan
kehamilan lama dan berat lahir tinggi
Note: Kalau
berat lahir dan usia kehamilan keduanya ada, prioritas harus pada berat lahir.
Termasuk: kondisi berikut, tanpa
spesifikasi lebih lanjut, sebagai penyebab kematian, kesakitan, atau asuhan
tambahan pada janin atau neonatus.
P08.0 Bayi
sangat besar
Biasanya
berarti berat lahir 4500 g atau lebih
Kecuali: sindroma: bayi dari ibu diabetes (P70.1), bayi dari ibu diabetes
gestasi (P70.0)
P08.1 Bayi
berat untuk usia kehamilan lainnya
Janin
atau bayi berat atau besar lainnya tanpa memperhatikan usia kehamilannya.
P08.2 Bayi
post-term, tapi tidak berat untuk usia kehamilannya
Janin
atau bayi dengan kehamilan 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih),
tidak berat atau besar untuk usia kehamilan.
Postmaturitas
NOS
Trauma lahir (P10-P15)
P10. Luka dan perdarahan intrakranium
akibat cedera lahir
Kecuali: perdarahan intrakranial
janin atau neonatus:
NOS
(P52.9), akibat anoxia atau hypoxia (P52.-)
P10.0 Perdarahan
subdura akibat trauma lahir
Haematoma
subdura (terlokalisir) akibat trauma lahir
Kecuali: perdarahan subdura yang
menyertai robekan tentorium (P10.4)
P10.1 Perdarahan
otak akibat trauma lahir
P10.2 Perdarahan
intraventrikel akibat trauma lahir
P10.3 Perdarahan
subarakhnoid akibat trauma lahir
P10.4 Robekan
tentorium akibat trauma lahir
[tentorium:
bagian subdura yang memisahkan serebellum dari hemisfer serebri]
P10.8 Luka
dan perdarahan intrakranium lain akibat trauma lahir
P10.9 Luka
dan perdarahan intrakranium yang tidak dijelaskan akibat trauma lahir
P11. Cedera lahir lainnya terhadap sistem
syaraf pusat
P11.0 Edema
serebri akibat trauma lahir
P11.1 Kerusakan
lain yang dijelaskan pada otak akibat trauma lahir
P11.2 Kerusakan
yang tidak dijelaskan pada otak akibat trauma lahir
P11.3 Cedera
lahir terhadap n. facialis
Facial
palsy (kelumpuhan otot muka) akibat trauma lahir
P11.4 Cedera
lahir terhadap n. craniales lainnya
P11.5 Cedera
lahir terhadap vertebra dan medulla spinalis
Fraktur
vertebra akibat trauma lahir
P11.9 Cedera
lahir terhadap sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan
P12 Cedera lahir terhadap kepala
P12.0 Cephalhaematoma
akibat trauma lahir
P12.1 Chignon
akibat trauma lahir
P12.2 Perdarahan
sub-aponeurosis epikranium akibat trauma lahir
P12.3 Lecet
pada kepala akibat trauma lahir
P12.4 Cedera
pengamatan pada kepala neonatus
Insisi
untuk pengambilan sampel, cedera klip (elektroda) pada kepala
P12.8 Cedera
lahir lainnya terhadap kepala
P12.9 Cedera
lahir terhadap kepala, tidak dijelaskan
P13 Cedera lahir terhadap skeleton
Kecuali: cedera lahir terhadap vertebra (P11.5)
P13.0 Fraktur
tengkorak akibat trauma lahir
P13.1 Cedera
lahir lain terhadap tengkorak
Kecuali: cephalhaematoma (P12.0)
P13.2 Cedera
lahir terhadap femur
P13.3 Cedera
lahir terhadap tulang panjang lainnya
P13.4 Fraktur
klavikula akibat trauma lahir
P13.8 Cedera
lahir terhadap skeleton lain
P13.9 Cedera
lahir terhadap skeleton, tidak dijelaskan
P14 Cedera lahir terhadap sistem syaraf
tepi
P14.0 Paralysis
Erb akibat cedera lahir – [paralisis lengan pleksus brakhialis]
P14.1 Paralysis
Klumpke akibat cedera lahir – [paralisis lengan bawah dan tangan]
P14.2 Paralysis
n. phrenicus akibat cedera lahir
P14.3 Cedera
lahir lain terhadap pleksus brakhialis
P14.8 Cedera
lahir terhadap bagian sistem syaraf perifer
P14.9 Cedera
lahir terhadap sistem syaraf perifer, tidak dijelaskan
P15. Cedera lahir lainnya
P15.0 Cedera
lahir terhadap hati
Ruptur
hati akibat cedera lahir
P15.1 Cedera
lahir terhadap limpa
Ruptur
limpa akibat cedera lahir
P15.2 Cedera
sternomastoid akibat cedera lahir
P15.3 Cedera
lahir terhadap mata
Cedera
lahir menyebabkan: perdarahan subkonjungtiva, glaukoma traumatika
P15.4 Cedera
lahir terhadap muka
Kongesti
muka (sembab karena aliran darah terhambat) akibat trauma lahir
P15.5 Cedera
lahir terhadap genitalia externa
P15.6 Nekrosis
lemak subkutis akibat cedera lahir
P15.8 Cedera
lahir lain yang dijelaskan
P15.9 Cedera
lahir, tidak dijelaskan
Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler khusus
perinatal (P20-P29)
P20. Hipoksia intrauterus
Termasuk: bunyi jantung anak (BJA) abnormal,
meconium dalam liquor (amnion)
asidosis,
anoxia, asphyxia, distress, hypoxia: pada janin atau intrauterus
pengeluaran
mekonium (feses pertama hijau gelap pada neonatus)
Kecuali: perdarahan
intrakranium akibat anoxia atau hypoxia (P52.-)
P20.0 Hipoksia
intrauterus pertama diketahui sebelum awal persalinan
P20.1 Hipoksia
intrauterus pertama diketahui sewaktu persalinan dan kelahiran
P20.9 Hipoksia
intrauterus, tidak dijelaskan
P21. Asphyxia lahir
Note: Kategori
ini jangan digunakan pada nilai Apgar rendah yang tidak menyebutkan asphyxia
atau masalah pernafasan lain.
Kecuali: hypoxia atau asphyxia intrauterus
(P20.-)
P21.0 Asphyxia
lahir berat
Nadi
<100/menit ketika lahir dan menurun atau tetap, pernafasan tidak ada atau
megap-megap, warna kulit pucat, tonus tidak ada.
Asphyxia
dengan nilai Apgar 1-menit 0-3;
Asphyxia
putih
P21.1 Asphyxia
lahir ringan dan sedang
Pernafasan
normal tidak muncul dalam 1 menit, tapi nadi 100/>, terdapat beberapa tonus
otot, dan beberapa respons terhadap rangsangan.
Asphyxia
dengan nilai Apgar 1-menit 4-7;
Asphyxia
biru
P21.9 Asphyxia
lahir, tidak dijelaskan
Anoxia,
asphyxia, hypoxia: NOS
P22. Respiratory distress of newborn –
kesulitan bern afas
neonatus
Kecuali: kegagalan pernafasan
neonatus (P28.5)
P22.0 Respiratory
distress syndrome [RDS] pada neonatus
Hyaline
membrane disease [HMD]
P22.1 Transient
tachypnoea pada neonatus
P22.8 Distress
pernafasan lain pada neonatus
P22.9 Distress
pernafasan pada neonatus, tidak dijelaskan
P23. Pneumonia kongenital
Termasuk: pneumonia infektif yang
didapatkan dalam rahim atau sewaktu lahir
Kecuali: pneumonia neonatus akibat
aspirasi (P24.-)
P23.0 Pneumonia
kongenital akibat virus
Kecuali: pneumonitis rubella kongenital (P35.0)
P23.1 Pneumonia
kongenital akibat Chlamydia
P23.2 Pneumonia
kongenital akibat staphylococcus
P23.3 Pneumonia
kongenital akibat streptococcus, group B
P23.4 Pneumonia
kongenital akibat Escherichia coli
P23.5 Pneumonia
kongenital akibat Pseudomonas
P23.6 Pneumonia
kongenital akibat agen bakteri lainnya
Pneumonia
kongenital akibat:
Haemophilus influenzae, Klebsiella
pneumoniae, Mycoplasma
Streptococcus,
Kecuali group B
P23.8 Pneumonia
kongenital akibat organisme lain
P23.9 Pneumonia
kongenital, tidak dijelaskan
P24. Sind roma
aspirasi neonatus
Termasuk: pneumonia neonatus akibat
aspirasi
P24.0 Aspirasi
mekonium oleh neonatus
P24.1 Aspirasi
cairan amnion dan mukus oleh neonatus
Aspirasi
liquor (ketuban)
P24.2 Aspirasi
darah oleh neonatus
P24.3 Aspirasi
susu dan makanan yang dimuntahkan oleh neonatus
P24.8 Sindroma
aspirasi oleh neonatus lainnya
P24.9 Sindroma
aspirasi oleh neonatus, tidak dijelaskan
Pneumonia
aspirasi pada neonatus NOS
P25. Emfisema interstitialis dan kondisi
terkait yang dimulai pada masa perinatal
P25.0 Emfisema
interstitialis yang dimulai pada masa perinatal
P25.1 Pneumothorax
yang dimulai pada masa perinatal
P25.2 Pneumomediastinum
yang dimulai pada masa perinatal
P25.3 Pneumoperikardium
yang dimulai pada masa perinatal
P25.8 Kondisi
lain yang terkait emfisema interstitialis yang dimulai pada masa perinatal
P26. Perdarahan paru-paru yang dimulai pada
masa perinatal
P26.0 Perdarahan
trakheobronkhialis yang dimulai pada masa perinatal
P26.1 Perdarahan
paru-paru masif yang dimulai pada masa perinatal
P26.8 Perdarahan
paru-paru lainnya yang dimulai pada masa perinatal
P26.9 Perdarahan
paru-paru, tidak dijelaskan, yang dimulai pada masa perinatal
P27. Penyakit pernafasan kronis yang
dimulai pada masa perinatal
P27.0 Sindroma
Wilson-Mikity
Dismaturitas
paru-paru
P27.1 Displasia
bronkhopulmonalis yang dimulai pada masa perinatal
P27.8 Penyakit
pernafasan kronis lain yang dimulai pada masa perinatal
Fibrosis
kongenital paru-paru, paru-paru ventilator pada neonatus
P27.9 Penyakit
pernafasan kronis, tidak dijelaskan, yang dimulai pada masa perinatal
P28. Kondisi pernafasan lain yang dimulai
pada masa perinatal
Kecuali: malformasi kongenital sistem
pernafasan (Q30-Q34)
P28.0 Atelektasis
primer neonatus
Kegagalan
primer melebarkan unit-unit terminal pernafasan
Hipoplasia
paru-paru yang berhubungan dengan kehamilan singkat
Immaturitas
paru-paru NOS
P28.1 Atelektasis
neonatus lainnya dan yang tidak dijelaskan
Atelektasis:
NOS, partial, sekunder
Atelektasis
resorpsi tanpa respiratory distress syndrome [RDS]
P28.2 Serangan
sianotik pada neonatus
Kecuali: apnoea neonatus (P28.3-P28.4)
P28.3 Apnoea
tidur primer pada neonatus
Apnoea
tidur pada neonatus NOS
P28.4 Apnoea
lain pada neonatus
P28.5 Kegagalan
pernafasan pada neonatus
P28.8 Kondisi
pernafasan lain yang dijelaskan pada neonatus
Snuffles
pada neonatus (nafas ribut melalui hidung penuh mukus)
Kecuali: rhinitis sifilis kongenital dini (A50.0)
P28.9 Kondisi
pernafasan pada neonatus, tidak dijelaskan
P29. Kelainan kardiovaskuler yang dimulai
pada masa perinatal
Kecuali: malformasi kongenital sistem
sirkulasi (Q20-Q28)
P29.0 Gagal
jantung neonatus
P29.1 Disritmia
jantung neonatus
P29.2 Hipertensi
neonatus
P29.3 Sirkulasi
janin persisten
Penutupan
duktus arteriosus terlambat
P29.4 Iskemia
miokardium sementara pada neonatus
P29.8 Kelainan
kardiovaskuler lain yang dimulai pada masa perinatal
P29.9 Kelainan
kardiovaskuler yang dimulai pada masa perinatal, tidak dijelaskan
Infeksi yang khusus pada masa perinatal (P35-P39)
Termasuk: infeksi yang diperoleh
dalam rahim atau sewaktu lahir
Kecuali: sifilis (A50.-),
infeksi gonokokus (A54.-), pneumonia (P23.-): kongenital
penyakit menular usus (A00-A09),
tetanus neonatorum (A33),
penyakit
menular yang diperoleh setelah lahir (A00-B99, J10-J11)
penyakit
menular ibu sebagai penyebab kematian atau kesakitan janin atau neonatus yang
tidak menunjukkan gejala penyakit tersebut (P00.2)
penyakit
HIV (B20-B24),
bukti
laboratorium HIV (R75), status infeksi HIV asymptomatik (Z21)
P35. Penyakit viral kongenital
P35.0 Sindroma
rubella kongenital
Pneumonitis
rubella kongenital
P35.1 Infeksi
cytomegalovirus kongenital
P35.2 Infeksi
herpesvirus [herpes simplex] kongenital
P35.3 Hepatitis
virus kongenital
P35.8 Penyakit
virus kongenital lainnya
Varicella
[chickenpox] kongenital
P35.9 Penyakit
virus kongenital, tidak dijelaskan
P36. Sepsis bakteri pada neonatus
Termasuk: septikemia kongenital
P36.0 Sepsis
neonatus akibat streptokokus, group B
P36.1 Sepsis
neonatus akibat streptokoki lain dan tidak dijelaskan
P36.2 Sepsis
neonatus akibat Staphylococcus aureus
P36.3 Sepsis
neonatus akibat stafilokoki lain dan tidak dijelaskan
P36.4 Sepsis
neonatus akibat Escherichia coli
P36.5 Sepsis
neonatus akibat kuman anaerob
P36.8 Sepsis
bakteri lain pada neonatus
P36.9 Sepsis
bakteri pada neonatus, tidak dijelaskan
P37. Penyakit infeksi dan parasit
kongenital lainnya
Kecuali: sifilis kongenital
(A50.-), ophthalmia neonatorum akibat gonokokus (A54.3)
tetanus
neonatorum (A33), enterokolitis nekrotikans janin dan neonatus (P77)
diare
neonatus: menular (A00-A09), tidak menular (P78.3)
P37.0 Tuberkulosis
kongenital
P37.1 Toxoplasmosis
kongenital
Hydrocephalus
akibat toxoplasmosis kongenital
P37.2 Listeriosis
neonatus (disseminata)
P37.3 Malaria
falsiparum kongenital
P37.4 Malaria
kongenital lainnya
P37.5 Kandidiasis
neonatus
P37.8 Penyakit
infeksi dan parasit kongenital lain yang dijelaskan
P37.9 Penyakit
infeksi dan parasit kongenital, tidak dijelaskan
P38. Omphalitis neonatus dengan atau tanpa perdarahan
ringan
P39. Infeksi lain yang khusus pada masa
perinatal
P39.0 Mastitis
infektif neonatus
Kecuali: pembesaran saluran mammae neonatus, mastitis noninfektif neonatus
(P83.4)
P39.1 Konjungtivitis
and dakriosistitis neonatus
Konjungtivitis
chlamydia neonatus, ophthalmia neonatorum NOS
Kecuali: konjungtivitis gonokokus (A54.3)
P39.2 Infeksi
janin intra-amnion, not elsewhere classified
P39.3 Infeksi
saluran kemih neonatus
P39.4 Infeksi
kulit neonatus
Pioderma
neonatus
Kecuali: pemphigus neonatorum (L00), sindroma kulit melepuh stafilokokus
(L00)
P39.8 Infeksi
lain yang khusus pada masa perinatal, yang dijelaskan
P39.9 Infeksi
lain yang khusus pada masa perinatal, tidak dijelaskan
Kelainan perdarahan dan hematologis janin dan neonatus
(P50-P61)
Kecuali: anemia hemolitika
herediter (D55-D58)
sindroma
Gilbert's (E80.4) – gangguan penangkapan bilirubin plasma oleh hati
sindroma
Crigler-Najjar (E80.5) – defisiensi glukoronil transferase
sindroma
Dubin-Johnson (E80.6) – gangguan ekskresi bilirubin
stenosis
dan striktura kongenital saluran empedu (Q44.3)
P50. Kehilangan darah janin – fetal blood
loss
Kecuali: anemia kongenital akibat kehilangan darah janin (P61.3)
P50.0 Kehilangan
darah janin dari vasa praevia
P50.1 Kehilangan
darah janin dari ruptur umbilikus
P50.2 Kehilangan
darah janin dari plasenta
P50.3 Perdarahan
ke dalam saudara kembar
P50.4 Perdarahan
ke dalam sirkulasi ibu
P50.5 Kehilangan
darah janin dari ujung terpotong umbilikus saudara kembarnya
P50.8 Kehilangan
darah janin lainnya
P50.9 Kehilangan
darah janin dari, tidak dijelaskan
Perdarahan
janin NOS
P51. Perdarahan dari umbilikus neonatus
Kecuali: omphalitis dengan perdarahan
ringan (P38)
P51.0 Perdarahan
massif dari umbilikus neonatus
P51.8 Perdarahan
dari umbilikus neonatus lainnya
Kebocoran
ligatur (pengikat) umbilikus NOS
P51.9 Perdarahan
dari umbilikus neonatus, tidak dijelaskan
P52. Perdarahan non-traumatika intrakranium
janin dan neonatus
Termasuk: Perdarahan intrakranium
akibat anoxia atau hypoxia
Kecuali: Perdarahan
intrakranium akibat cedera: lahir (P10.-), maternal (P00.5), lain (S06.-)
P52.0 Perdarahan
intraventrikel (nontraumatika), tingkat 1, janin dan neonatus
Perdarahan
subependyma (tanpa perluasan ke intraventrikel)
[ependima:
selaput pelapis ventrikel otak dan kanalis sentralis medulla spinalis]
P52.1 Perdarahan
intraventrikel (nontraumatika), tingkat 2, janin dan neonatus
Perdarahan
subependyma dengan perluasan ke intraventrikel
P52.2 Perdarahan
intraventrikel (nontraumatika), tingkat 3, janin dan neonatus
Perdarahan
subependyma dengan perluasan ke intraventrikel dan intraserebri
P52.3 Perdarahan
intraventrikel (nontraumatika) janin dan neonatus, tidak dijelaskan
P52.4 Perdarahan
intraserebri (nontraumatika) janin dan neonatus
P52.5 Perdarahan
subarakhnoid (nontraumatika) janin dan neonatus
P52.6 Perdarahan
serebellum (nontraumatika) dan fossa posterior janin dan neonatus
P52.8 Perdarahan
intrakranium (nontraumatika) lain janin dan neonatus
P52.9 Perdarahan
intrakranium (nontraumatika) janin dan neonatus, tidak dijelaskan
P53. Penyakit perdarahan janin dan neonatus
Defisiensi vitamin K neonatus
P54. Perdarahan neonatus lainnya
Kecuali: kehilangan darah janin (P50.-), perdarahan paru yang dimulai pada
perinatal (P26.-)
P54.0 Haematemesis
neonatus
Kecuali: disebabkan darah ibu yang tertelan (P78.2)
P54.1 Melaena
neonatus
Kecuali: disebabkan darah ibu yang
tertelan (P78.2)
P54.2 Perdarahan
rektum neonatus
P54.3 Perdarahan
gastrointestinal neonatus lainnya
P54.4 Perdarahan
adrenal neonatus
P54.5 Perdarahan
kulit neonatus
Lecet,
ecchymoses, petechiae, hematomata superfisial: janin dan neonatus
Kecuali: cephalhematoma (P12.0), lecet pada kepala(P12.3): akibat cedera
lahir
P54.6 Perdarahan
vagina neonatus
Pseudomenses
P54.8 Perdarahan
neonatus lain yang dijelaskan
P54.9 Perdarahan
neonatus, tidak dijelaskan
P55. Penyakit haemolitika janin dan
neonatus
P55.0 Isoimmunisasi
Rh janin dan neonatus
P55.1 Isoimmunisasi
ABO janin dan neonatus
P55.8 Penyakit
hemolitika lain janin dan neonatus
P55.9 Penyakit
hemolitika janin dan neonatus, tidak dijelaskan
P56. Hidrops fetalis akibat penyakit
hemolitika
Kecuali: hidrops fetalis: NOS
(P83.2), bukan kaibat penyakit hemolitika (P83.2)
P56.0 Hidrops
fetalis akibat isoimmunization
P56.9 Hidrops
fetalis akibat penyakit hemolitika lain dan tidak dijelaskan
P57. Kernikterus
[pigmentasi kuning ganglion basalis dan
sel syaraf lain di otak dan medulla spinalis]
P57.0 Kernikterus
akibat isoimunisasi
P57.8 Kernikterus
lain yang dijelaskan
Kecuali: Crigler-Najjar syndrome (E80.5)
P57.9 Kernikterus,
tidak dijelaskan
P58. Jaundice neonatus akibat hemolisis
berlebihan lainnya
Kecuali: jaundice akibat isoimunisasi (P55-P57)
P58.0 Jaundice
neonatus akibat lecet
P58.1 Jaundice
neonatus akibat perdarahan
P58.2 Jaundice
neonatus akibat infeksi
P58.3 Jaundice
neonatus akibat polisitemia
P58.4 Jaundice
neonatus akibat obat atau toksin dari ibu atau yang diberi pada neonatus
Gunakan
kode tambahan untuk penyebab luar (Chapter XX) atau obat
P58.5 Jaundice
neonatus akibat darah maternal
P58.8 Jaundice
neonatus akibat hemolisis berlebihan lain yang dijelaskan
P58.9 Jaundice
neonatus akibat hemolisis berlebihan, tidak dijelaskan
P59. Jaundice neonatus akibat penyebab lain
dan tidak dijelaskan
Kecuali: akibat kesalahan
metabolisme sejak lahir (E70-E90), kernikterus (P57.-)
P59.0 Jaundice
neonatus yang terkait dengan kelahiran preterm
Hiperbilirubinaemia
pada prematuritas
Jaundice
akibat konjugasi terlambat yang terkait dengan kelahiran preterm
P59.1 Inspissated
bile syndrome – [sindroma pemekatan empedu]
P59.2 Jaundice
neonatus akibat kerusakan lain dan tidak dijelaskan pada sel-sel hati
Kecuali: hepatitis virus kongenital
(P35.3)
P59.3 Jaundice
neonatus akibat inhibitor ASI
P59.8 Jaundice
neonatus akibat penyebab lain yang dijelaskan
P59.9 Jaundice
neonatus, tidak dijelaskan
Jaundice
fisiologis (berat)(berlangsung lama) NOS
P60. Disseminated intravascular coagulation
[DIC] pada janin dan neonatus
Sindroma defibrinasi janin dan neonatus
P61. Kelainan hematologis perinatal lain
Kecuali: hipogammaglobulinaemia
sementara bayi (D80.7)
P61.0 Trombositopenia
neonatus sementara
Trombositopenia
neonatus akibat: idiopathic maternal thrombocytopenia
isoimmunisasi,
exchange transfusion – [penukaran darah]
P61.1 Polycythaemia
neonatorum
P61.2 Anaemia
pada prematuritas
P61.3 Anemia
kongenital akibat kehilangan darah janin
P61.4 Anemia
kongenital lain, not elsewhere classified
Anemia
kongenital NOS
P61.5 Neutropenia
neonatus sementara
P61.6 Kelainan
koagulasi neonatus sementara lainnya
P61.8 Kelainan
hematologis perinatal lain yang dijelaskan
P61.9 Kelainan
hematologis perinatal, tidak dijelaskan
Kelainan endokrin dan metabolik sementara khusus pada
janin dan neonatus (P70-P74)
Termasuk: kekacauan endokrin dan
metabolik sementara akibat respons bayi terhadap faktor
endokrin
dan metabolik ibu, atau penyesuaiannya pada kehidupan luar rahim.
P70 Kelainan sementara metabolisme
karbohidrat khusus pada janin dan neonatus
P70.0 Sindroma
bayi dari ibu dengan diabetes gestasional
P70.1 Sindroma
bayi dari ibu dengan diabetes
Diabetes
mellitus maternal (ada sebelumnya) mengganggu janin atau neonatus (dengan hipoglikemia)
P70.2 Diabetes
mellitus neonatus
P70.3 Hipoglikemia
neonatus iatrogenik
P70.4 Hipoglikemia
neonatus lainnya
Hipoglikemia
neonatus sementara
P70.8 Kelainan
sementara metabolisme karbohidrat janin dan neonatus lainnya
P70.9 Kelainan
sementara metabolisme karbohidrat janin dan neonatus, tidak dijelaskan
P71 Kelainan sementara metabolisme kalsium
dan magnesium pada neonatus
P71.0 Hipokalsemia
susu sapi pada neonatus
P71.1 Hipokalsemia
neonatus lainnya
Kecuali: hipoparatiroidisme neonatus (P71.4)
P71.2 Hipomagnesaemia
neonatus
P71.3 Tetani
neonatus tanpa defisiensi kalsium atau magnesium
Tetani
neonatus NOS
P71.4 Hipoparatiroidism
neonatus sementara
P71.8 Kelainan
metabolisme Ca dan Mg neonatus sementara lainnya
P71.9 Kelainan
metabolisme Ca dan Mg sementara pada neonatus, tidak dijelaskan
P72 Kelainan
sementara endokrin neonatus lainnya
Kecuali: hipotiroidisme kongenital
dengan atau tanpa goitre (E03.0-E03.1)
dyshormogenetic
goitre (E07.1), sindroma Pendred (E07.1)
P72.0 Goiter
neonatus, not elsewhere classified
Goiter
kongenital sementara dengan fungsi normal
P72.1 Hyperthyroidisme
neonatus sementara
Tirotoksikosis
neonatus
P72.2 Kelainan
fungsi tiroid neonatus sementara lainnya , not elsewhere classified
Hipotiroidism
neonatus sementara
P72.8 Kelainan
endokrin neonatus sementara lainnya yang dijelaskan
P72.9 Kelainan
endokrin pada neonatus neonatus, tidak dijelaskan
P74 Kekacauan sementara elektrolit dan
metabolik neonatus lainnya
P74.0 Asidosis
metabolik terlambat pada neonatus
P74.1 Dehidrasi
neonatus
P74.2 Kekacauan
keseimbangan sodium neonatus
P74.3 Kekacauan
keseimbangan potassium neonatus
P74.4 Kekacauan
elektrolit neonatus sementara lainnya
P74.5 Tirosinaemia
neonatus sementara
P74.8 Kekacauan
metabolik neonatus sementara lainnya
P74.9 Kekacauan
metabolik neonatus sementara, tidak dijelaskan
Kelainan sistem pencernaan janin dan neonatus
(P75-P78)
P75* Ileus mekonium (E84.1†)
P76. Obstruksi usus lain pada neonatus
Kecuali: obstruksi usus yang
bisa diklasifikasikan pada K56.-
P76.0 Meconium
plug syndrome – [sindroma sumbatan mekonium]
P76.1 Ileus
neonatus sementara
Kecuali: penyakit Hirschsprung (Q43.1)
P76.2 Obstruksi
usus akibat susu yang merembes
P76.8 Obstruksi
usus neonatus lain yang dijelaskan
P76.9 Obstruksi
usus neonatus, tidak dijelaskan
P77. Enterokolitis nekrotikans janin dan
neonatus
P78. Kelainan sistem pencernaan perinatal
lainnya
Kecuali: perdarahan
gastrointestinum neonatus (P54.0-P54.3)
P78.0 Perforasi
usus perinatal
Peritonitis
mekonium
P78.1 Peritonitis
neonatus lainnya
Peritonitis
neonatus NOS
P78.2 Hematemesis
dan melena neonatus akibat darah ibu tertelan
P78.3 Diare
neonatus non-infektif
Diare
neonatus NOS
Kecuali: di negara tempat kondisi ini dianggap menular (A09)
P78.8 Kelainan
sistem pencernaan perinatal lain yang dijelaskan
Sirosis
(hepatis) kongenital, ulkus peptikum neonatus
P78.9 Kelainan
sistem pencernaan perinatal, tidak dijelaskan
Kondisi yang melibatkan integumen dan pengaturan suhu
janin dan neonatus (P80-P83)
P80. Hipotermia neonatus
P80.0 Cold
injury syndrome – sindroma cedera dingin
Hipotermia
berat dan biasanya kronis, dengan kulit pink (pink flushed appearance), edema, serta
kelainan neurologis dan biokimiawi.
Kecuali: hipotermia ringan neonatus (P80.8)
P80.8 Hipotermia
neonatus lainnya
Hipotermia
ringan neonatus
P80.9 Hipotermia
neonatus, tidak dijelaskan
P81. Kekacauan pengaturan suhu neonatus
lainnya
P81.0 Hipertermia
lingkungan pada neonatus
P81.8 Kekacauan
pengaturan suhu neonatus lainnya yang dijelaskan
P81.9 Kekacauan
pengaturan suhu neonatus, tidak dijelaskan
Demam
neonatus NOS
P83. Kondisi integumen lain yang khusus
pada janin dan neonatus
Kecuali: sindroma kulit melepuh
(scalded skin) akibat staphylococcus (L00)
cradle
cap (L21.0) – deposit kuning pada scalp bayi, akibat seborrhoea
dermatitis
diaper [napkin] (L22), infeksi kulit neonatus (P39.4),
hidrops
fetalis akibat penyakit hemolitika (P56.-)
malformasi
kongenital kulit dan integumen (Q80-Q84)
P83.0 Sclerema
neonatorum
P83.1 Erythema
toxicum neonatorum
P83.2 Hidrops
fetalis yang bukan akibat penyakit hemolitika
Hidrops
fetalis NOS
P83.3 Edema
lain dan tidak dijelaskan khusus pada janin dan neonatus
P83.4 Breast
engorgement of newborn – pembesaran mammae neonatus
Mastitis
noninfektif neonatus
P83.5 Hidrokel
kongenital
P83.6 Polip
umbilikus neonatus
P83.8 Kondisi
integumen lain yang dijelaskan yang khusus pada janin dan neonatus
Bronze
baby syndrome, skleroderma neonatus, urtikaria neonatorum
P83.9 Kondisi
integumen yang khusus pada janin dan neonatus, tidak dijelaskan
Kelainan lain yang berawal pada masa perinatal
(P90-P96)
P90. Konvulsi neonatus
Kecuali: konvulsi ringan neonatus - benign neonatal convulsions (familial)
(G40.3)
P91. Kekacauan status serebri lain pada
neonatus
P91.0 Iskemia
serebri neonatus
P91.1 Kista
periventrikel neonatus yang didapat
P91.2 Leukomalasia
serebri neonatus
P91.3 Irritabilitas
serebri neonatus
P91.4 Depresi
serebri neonatus
P91.5 Koma
neonatus
P91.8 Kekacauan
status serebri lain yang dijelaskan pada neonatus
P91.9 Kekacauan
status serebri lain neonatus, tidak dijelaskan
P92. Masalah pemberian makanan neonatus - Feeding
problems of newborn
P92.0 Muntah
pada neonatus
P92.1 Regurgitasi
dan ruminasi pada neonatus
P92.2 Pemberian
makanan lambat pada neonatus
P92.3 Pemberian
makanan sedikit pada neonatus
P92.4 Pemberian
makanan berlebihan pada neonatus
P92.5 Kesulitan
pemberian ASI pada neonatus
P92.8 Masalah
pemberian makanan neonatus lainnya
P92.9 Masalah
pemberian makanan neonatus, tidak dijelaskan
P93. Reaksi dan intoksikasi akibat obat
yang diberikan kepada janin dan neonatus
Grey syndrome akibat pemberian chloramphenicol
kepada neonatus
Kecuali: gejala putus obat dari
penggunaan obat terapi pada neonatus (P96.2)
jaundice
akibat obat atau toksin dari ibu atau diberikan kepada neonatus (P58.4)
reaksi
dan intoksikasi akibat opiat, penenang, dan pengobatan lain pada ibu
(P04.0-P04.1, P04.4)
P94. Kelainan tonus otot neonatus
P94.0 Myasthenia
gravis neonatus sementara
Kecuali: myasthenia gravis (G70.0)
P94.1 Hipertonia
kongenital
P94.2 Hipotonia
kongenital
Nonspecific
floppy baby syndrome
P94.8 Kelainan
lain tonus otot neonatus
P94.9 Kelainan
tonus otot neonatus, tidak dijelaskan
P95. Kematian janin dengan penyebab yang
tidak dijelaskan
Deadborn fetus NOS, stillbirth NOS
P96. Kondisi lain yang berawal dari masa
perinatal
P96.0 Kegagalan
ginjal kongenital
Uremia
neonatus
P96.1 Gejala
putus obat neonatus akibat penggunaan obat addiksi oleh ibu
Sindroma putus obat pada janin dari ibu yang
tergantung obat tersebut
Kecuali:
reaksi dan intoksikasi akibat opiat dan
penenang waktu melahirkan (P04.0)
P96.2 Gejala putus obat dari penggunaan obat untuk
terapi neonatus
P96.3 Sutura kranialis lebar pada neonatus
Kraniotabes neonatus
P96.4 Pengakhiran kehamilan, janin dan neonatus
Kecuali: pengakhiran
kehamilan (ibu) (O04.-)
P96.5 Komplikasi
prosedur intrauterus, not elsewhere classified
P96.8 Kondisi
lain yang dijelaskan yang dimulai pada masa perinatal
P96.9 Kondisi
yang dimulai pada masa perinatal, tidak dijelaskan
Debilitas
kongenital NOS
0 Komentar